Rabu, 28 Desember 2011

kalajengking


Kalajengking betina “malaikat maut” bagi sang jantan
Oleh: Siti Nurhayani


Siapa yang tidak mengenal kalajengking? Hewan berbisa yang sering menimbulkan ketakuatan bagi yang melihatnya. Hewan ini merupakan salah satu musuh bagi manusia yang memiliki bisa mematikan, walaupun ada sebagian manusia yang bisa mengkonsumsi hewan ini. Tapi tahukah anda bahwa kalajengking merupakan hewan yang tidak hanya menakutkan bagi manusia? Tapi juga untuk pasangannya? Dan rela memakan pasangannya sendiri?




Ekor yang selalu melengkung dan mengandung racun

Kalajengking  atau scorpion adalah salah satu hewan tenar di kalangan manusia  yang masih memiliki kekrabatan dengan laba – laba, memiliki panjang mencapai 2,5cm sampai dengan 20cm. Merupakan hewan yang melimpah dan jauh dari kepunahan, karena terdapat lebih dari 2000 spesies yang tersebar di seluruh dunia. Hewan ini memiliki delapan mata namun tidak dapat melihat dengan sempurna, delapan kaki dan dua capit yang berfungsi untuk menangkap dan mengoyak mangsa. Selain itu terdapat ekor yang selalu melengkung, di ujung ekor terdapat alat penyengat yang berisi racun mematiakan karena mengandung neurotaxin dan cytotaxin.
Text Box: Kalajengking arabianHewan yang termasuk kedalam hewan tak bertulang belakang ini memiliki kulit yang keras dan bersekat, jadi walaupun tak punya tulang belakang hewan ini tidak lembek, seperti klas gastropoda atau siput. Kulitnya ini mengandung flourescent yang bisa membuat kulit berubah warna menjadi hitam apabila terpapar sinar matahari, tentunya tanpa harus sengaja berjemur di pantai.







Hampir di seluruh penjuru dunia

Kalajengking merupakan hewan yang penyebaranya sangat luas, karena terdapat hampir di seluruh penjuru dunia.
Ke”eksisan”nya sebagai hewan beracun, membuat semua orang mengenalnya. Kalajengking senang hidup  di bawah batu mengalahkan udang yang juga sering berada di balik batu, pada lubang – lubang di dalam tanah dan tempat – tempat yang tidak begitu bersih. Pada siang hari biasanya bersembunyi dan aktif pada malam hari atau nokturnal.
Description: kalajengking beracunDi negara lain biasanya kalajengkig hidup di gurun pasir seperti kalajengking jenis Androctonus crassicauda  atau Arabian Fat-tailed scorpion yang hidup di daerah Timur Tengah, kalajengking jenis ini meyukai tempat yang panas dan sering besembunyi di bawah pasir.
Selain di tempat – tempat tersebut, ternyata kalajengking juga senang terhadap tempat yang terbuat dari kain, seperti pakaian, celana dan lain – lain, oleh karena itu pada saat kalajengking masuk ke dalam rumah tempat yang pertama kali dicarinya adalah tumpukan baju atau bersembunyi di dalam sepatu.


Lebih dari 2000 spesies yang menghuni bumi

Description: http://isenk46.files.wordpress.com/2010/05/9d69vcqj.jpg?w=525&h=542Kalajengking memiliki jumlah spesies yang sangat beragam,  terdapat lebih dari 2000 spesies yang menghuni bumi, karena hal ini kalajengking berhak dianugrahi penghargaan sebagai hewan yang memiliki jumlah spesies terbanyak di klas Arachnoidea. 40 hingga 50 spesies diantaranya memiliki racun yang mematikan. Salah satunya kalajengking Leiurus Quinquestriatus, spesies ini terdapat di Timur Tengah dan di Afrika, memiliki racun yang sangat mematikan, karena racunya tersusun oleh berbagai macam racun neurotoxin. Racun ini mengakibatkan rasa sakit tidak tertahankan, kemudian demam, diikuti dengan koma, kejang-kejang, kelumpuhan dan  di akhiri dengan kematian.
Text Box: Anak kalajengking yang berada di punggung induknyaAndroctonus crassicauda  merupakan saingan dari kalajengking Leiurus Quinquestriatus, karena memiliki kualitas racun yang sama – sama mematikan. Kalajengking Androctonus crassicauda  menjadi tersangka utama dari kematian beberapa orang setiap tahunnya. Beda lagi dengan kalajengking Parabuthus transvaalicus, karena jenis ini selain memiliki racun yang mematikan juga memiliki kemampuan untuk menyemprotkan racun seperti ular kobra hingga radius 1 m, apabila mengenai mata akan mengakibatkan kebutaan.

Ritual perkawinan semalam suntuk

Pada umumnya kalajemgking melakukan reproduksi dengan seksual namun ada juga sebagian kecil spesies kalajengking yang partenogenesis atau pembuahan tanpa sperma. Hal menarik dari proses reproduksi kalajengking adalah hewan ini melakukannya dalam jangka waktu yang lama atau semalam suntuk. Dimulai dari mencari lawan jenis lalu sang betina menemukan pasangannya dan mengidentifikasi dengan feromon atau bau khas yang ditimbulkan lawan jenis dan getaran komunikasi. Setelah pembuahan kalajengking jantang segera mungkin menghindar agar tidak disantap oleh sang betina.
Kalajengking tidak termasuk hewan bertelur, tapi bukan berarti juga melahirkan seperti mamalia. Kalajengking  termasuk ke dalam hewan ovovivivar, dimana sel telur berkembang di dalam tubuh induk dan mengambil makanan dari tubuh induknya. Setelah tiba saatnya untuk menetas, telur akan menetas di dalam tubuh induk dan anak kalajengking keluar tanpa telur seperti melahirkan. Biasanya seekor betina menghasilkan 12 ekor atau lebih, mereka keluar satu persatu lalu naik ke punggung induk untuk bertahan hidup. Selama anak kalajengking tersebut diam di punggung induknya pasokan makanan diberikan oleh induknya,  sayang ibu memang sepanjang masa. Bahkan bagi hewan sekejam kalajengking.

Kanibalisme setelah perkawinan

Betina memakan jantan? Itulah ritual yang terjadi pada kalajengking setelah melakukan perkawinan. Hal ini mejadi perdebatan diantara para ilmuan. Sadis memang, namun ritual ini memiliki  manfaat dan makna tersendiri. Ibaratnya, sang jantan merelakan hidupnya bagi sang betina dan calon anak mereka karena bagi sebagian jenis hewan termasuk kalajengking, jantan merupakan asupan nutrisi atau sumber makanan yang baik bagi betina, hampir 63 % makanan kalajengking adalah jantan dari spesiesnya Description: Kalajengking Betina Memakan Pejantannyasendiri. Bisa diartikan bahwa sang jantan memberikan Text Box: Kanibalisme kalajengkingnafkah terakhir dipenghujung hidupnya.
Strategi kalajengking betina dan jantan pada saat proses perkawinan berbeda, berakibat pada waktu dan energi yang dibutuhkan, kalajengking betina melakukan perkawinan secara agresif sehingga memerlukan energi yang banyak dibandingkan dengan jantan, oleh sebab itu setelah melakukan perkawinan betina memerlukan asupan nutrisi sebagai pengganti energi yang digunakan dalam proses perkawinan dan betina pun siap menyantap sang pangeran. Cinta yang dibayar dengan nyawa. Selain menguntungkan bagi sang betina ritual kanibalisme ini menguntungkan bagi calon anak, karena nutrisi dari tubuh kalajengking jantan dapat menambah daya hidup dari sel telur yang telah dibuahi.
Namun, ada beberapa ilmuan yang beranggapan bahwa ritual kanibalisme ini merugikan jantan karena dapat memutus kesempatan jantang untuk melakukan perkawinan lagi. Hal ini terbukti pada beberapa spesies jantan yang melakukan perlawanan atau menghindar dari ritual ini. contohnya ada beberapa jantan yang menyengat betinanya pada saat mendeposit sperma, lalu kabur meninggalkan betina.
            Begitu banyak hal unik yang terjadi pada hewan disekitar kita, namun seberapa unik pun hal tersebut tidak layak untuk diikuti, termasuk sikap kanibalisme, tapi bukan berarti juga segala sikap hewan tidak bisa menjadi guru terbaik bagi manusia.






Senin, 26 Desember 2011


“Lentera” Di Bawah Laut
Oleh Siti Nurhayani
Hampir setiap orang pernah melihat atau mendengar tentang ubur – ubur. Biota laut yang memiliki tubuh transparan ini biasanya ada di dalam tayangan kartun anak – anak atau bahkan ada yang pernah mengkonsumsi biota laut ini, karena di sebagian negara Asia ubur – ubur di konsumsi dengan berbagai olahan. Tapi, tahukah anda biota laut yang oleh sebagian orang dianggap menjijikan dan tidak memiliki mata serta otak ini dapat memendarkan cahaya nan indah? Cahaya yang memiliki berbagai manfaat? Bahkan bagi manusia?




Hampir 95% tubuhnya tersusun oleh air
Banyak orang yang telah mengenal ubur- ubur dari orang tua, remaja bahkan anak – anak, apalagi setelah ubur – ubur memiliki peran di film spongebob, salah satu film kartun anak – anak yang sedang naik daun, hal ini menambah ketenaran bagi sang ubur – ubur. Setiap spesies ubur – ubur memiliki ciri  yang berbeda, namun pada umumnya  ubur-ubur memiliki tubuh yang transparan dan seperti agar - agar karena hampir 95% tubuhnya tersusun oleh air, oleh karena itu banyak orang yang menyebutnya jellyfish.
Pendaran cahaya
ubur - ubur
Bentuk tubuhnya seperti payung, di bagian tepinya terdapat bulatan-bulatan seperti lonceng yang dapat menghasilkan pendaran cahaya yang indah, selain pada lonceng pendaran cahaya juga terdapat di garis membujur permukaan tubuh. Di bagian tengah tubuh ubur-ubur terdapat tentakel berupa umbayan tipis yeng berfungsi untuk menangkap mangsa.
ubur – ubur termasuk hewan laut yang tidak memiliki sirip mau pun alat gerak lainnya. Lalu bagai mana ubur – ubur dapat bergerak? Ubur - ubur bergerak dengan cara menyemprotkan air keluar tubuhnya melalui bagian bawah, air tersebut memberikan dorongan sehingga ubur - ubur dapat bergerak. Teori gerak ini yang sekarang digunakan dalam pergerakan pesawat, ini membuktikan bahwa ubur – ubur lebih pintar dan lebih canggih dari manusia karena lebih dulu menemuka teori pendorong untuk bergerak.
Dapat hidup di semua iklim
Ubur – ubur  merupakan salah satu biota laut yang penyabarannya sangat luas karena  dapat ditemukan di seluruh perairan laut di dunia, hal ini yang membuat ubur – ubur menjadi salah satu biota laut yang jauh dari kata punah dan dikenal oleh semua kalangan. Bisa diibaratkan ubur – ubur merupakan hewan yang tergolong eksis.
Selain eksis, ubur – ubur juga tergolong  hewan yang sangat kuat karena  mampu hidup di permukaan laut hingga dasar laut dengan kedalaman 1000 meter (3280 ft) serta  mampu hidup hampir di semua iklim. Tentunya tanpa bantuan matel atau jaket bagi ubur – ubur yang tinggal di kutub walaupun hampir seluruh tubuhnya hanya tersusun oleh air
Pendaran cahaya nan indah
            Pendaran cahaya pada tubuh ubur – ubur bukan berasal dari PLN atau sumber listrik lainnya tapi Pendaran cahaya tersebut berasal dari protein yang terkandung dalam tubuhnya, protein tersebut mengandung fosfor yang dapat menyarap sinar matahari. Jadi walaupun ubur – ubur terus berpendar tidak akan merugikan negara. Pendaran cahaya ini bukan hanya untuk hiasan yang mempercantik tubuh ubur – ubur saja, tetapi pendaran tersebut memiliki fungsi sebagai pertahanan diri. Ubur – ubur menggunakan pendaran cahaya yang terdapat pada tubuhnya untuk mengagetkan predator yang akan memangsnya, cahaya ini akan otomatis berpendar pada saat ubur – ubur merasa terancam. Tapi bagi predator yang tidak mempan dengan pendaran cahaya dan tetap memangsanya, ubur – ubur memiliki planning B yang sudah disiapkan yaitu dengan cara memadamkan cahaya tubuhnya dan melepaskan tentakel untuk mengelabui predator. Hal hebat yang dapat dilakukan oleh hewan tanpa otak.
            Namun, ada beberapa jenis ubur – ubur yang tidak memiliki cahaya, seperti ubur – ubur kotak atau box jellyfish karena dalam tubuh ubur – ubur ini tidak terdapat protein yang dapat menyerap cahaya matahari, walaupun demikian ubur – ubur jenis ini tetap memiliki cara untuk menghindari predator yaitu dengan mengeluarkan racun karena biasanya ubur – ubur yang tidak bercahaya tubuhnya mengandung racun yang dapat mematikan, racun tersebut mengandung toksin yang dapat menyerang jantung dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Fakta ini biasanya digunakan oleh para nelayan di Jepang untuk memilih ubur – ubur mana yang dapat dikonsumsi dan tidak mengandung racun.

Dari pendeteksi kanker hingga pembuatan ikan hias
Pendaran cahaya yang berasal dari tubuh ubur – ubur ini ternyata tidak hanya bermanfaat bagi ubur – ubur saja, namun dapat bermanfaat bagi manusia.  Pada tahun 1962 Prof. Osama Shimomura seorang ahli biologi kelautan dan kimia organik meneliti pendaran cahaya yang terdapat pada ubur – ubur ( Aequorea sp), setelah dilakukan penelitian  selama 30 tahun, prof. Osama Shimomura menyimpulkan bahwa yang dapat berpendar dalam tubuh ubur – ubur tersebut berupa protein yang diberi nama Green Fluorescent Protein (GFP) atau protein berpendar hijau. Dengan bantuan fasilitas teknologi DeoxyriboNucleic Acid (DNA),  Protein tersebut dapat disuntikan pada tubuh manusia untuk mendeteksi pergerakan sel dalam tubuh manusia sehingga para ahli mampu meneliti proses yang terjadi dalam tubuh manusia, bahkan protein ini dapat mendeteksi sel kanker yang bergerak dan sel tubuh lainnya yang terinfeksi. Namun hingga saat ini peneliti belum berhasil menyuntikan pada manusia.
Penilitian ini terus berlanjut untuk mengembangakan fungsi dari greeen flourencent protein. Prof. Osamu shimomura dibantu oleh kedua rekannya Martin Chalfie dan Roger Y. Tsien, berhasil menciptakan berbagai warna dari EGP, penelitian pertama yang dilakukan oleh Martin yaitu memberikan  warna 6 sel Caenorhabditis elegans dengan menggunakan GFP. Disusul oleh Roger Y. Tsien, yang memberikan warna yang berbeda pada sel agar para ilmuan dapat meneliti beberapa proses dalam tubuh secara bersamaan.
            Dalam bidang bisnis, cahaya ubur–ubur dapat dimanfaatkan untuk menciptakan hewan bercahaya, seperti ikan hias dengan cara penyuntikan green fluorescent protein pada alat reproduksi ikan dan ikan tersebut akan menghasilkan keturunan yang bercahaya. 
            Begitu banyak manfaat yang dapat di peroleh dari biota laut yang biasa disepelekan ini. Karena pada dasarnya setiap mahluk hidup memiliki peran yang dapat menguntungkan mahluk hidup          lainya.  Begitu indah hidup kita apabila diisi dengan saling memberikan manfaat bagi orang lain
           





Kamis, 27 Oktober 2011

Momordica sp


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
                Tanaman sayur merupakan salah satu sumber bahan-bahan yang dibutuhkan oleh manusia, karena banyak mengandung mineral, Vitamin, protein dan karbohidrat. Salah satu sayur yang banyak dikenal di Indonesia adalah pare atau paria.
            Tanaman pare sangat dikenal karena memiliki rasa yang khas yaitu rasa pajit pada buahnya, namun walau rasanya pahit tanaman pare ini dikonsumsi oleh banyak oang sebagai bhan pelengkap sayuran. Selain itu kandungan gizi dalam buah pare sangat banyak sehingga banyak orang yang memanfaatkan pare sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit.
            Penikmat tanaman pare ini tidak hanya di Indonesia melainkan hingga kepelosok Negara di dunia karena penyebaran tanaman pare yang sengat cepat pada masa dahulu. Walau begitu masih banyak juga masyarakat terutama kalangan remaja yang enggan mengkonsumsi buah pare.
Pare termasuk salah satu jenis sayuran berpotensi komersial bila dibudidayakan secara intensif dengan skala agribisnis. Nilai ekonomi sosial pare cukup tinggi. Selain merupakan komoditas usaha tani yang menguntungkan dan bahan dagangan di pasar lokal hingga swalayan, Meskiput prospek pasar pare cukup cerah, namun kultur budidaya tanaman ini ditingkat petani masih bersifat usaha sampingan. Pada umumnya budi daya tanaman pare dilakukan dalam skala kecil dilahan-lahan pekarangan dan tegalan tanpa pemeliharaan intensif.

1.2       Tujuan
            Tujuan penelitian ini adalah  :
1.                Untuk mengetahui kehidupan dari tanaman pare mulai dari pembibitan hingga hasil yang dipanen
2.                Untuk melatih keterampilan dalam penanaman tanaman pandan untuk pengembangan agribisnis
3.                Untuk mengetahui manfaat dari tanam pare
4.                Untuk mengetahui kendungan gizi tanaman pare





                                                                                BAB II
MENGENAL TANAMAN PARE
            Pare di kenal dengan rasa buahnya yang pahit meskipun demikian banyak orang yang mengkonsumsi tanama ini. Selain itu pare juga dapat menjadi obat bagi beberapa penyakit.
            Pare bukan tanaman asli Indonesia namun diperkirakan berasa dari Asia tropis trerutamadi Myanmar dan India bagian barat. Tanaman ini jjuga ditemukan du Nepal, Sri Langka Cina dan dibebrapa Negara Asia Tenggara termasuk Indonesia.
            Secara umum tumbuhan ini tumbuh di daerah tropis termasuk di wilayah Amazon,, Afrika, Asia, dan Kurbia. Tanamain ini ada yang dibudidayakan adajuga yang tumbuh liar. Menurup seorang ahli sejarah bernama Li, tanam pare pertama kali di budidayakan di Cina pada abad ke -16. Sementara penduduk Amazon sudah memanfaatkan pare selain untuk bahan pangan tetapi juga untuk obat – obatan. Penduduk Brasil sudah menggunakan pare untuk mengobati penyakit tumor, diabetes. Malaria, reumatik da alain – lain. Dan untuk orang Mexiko akar tanaa pare digunakan untuk obat kuat.
Wilayah penyebaran pare yang sengat luas menybabkan tanaman ini dikenal dengan berbagai nama. Di derah Jawa menyebutnya dengan paria dan di berapa wilayah sumatra pare dikenal dengan nama prieu, paria, polia dan kembeh. Nama lainya adalah seperti di daerah Jakarta disebut pepareh, di Madura disebut paya, di Bali disebut prien, di Gayo disebut popare, di Manado disebut papare , di Maluku disebut  papalia, di Nusatenggara disebut pariak dan di Nias disebut foria.
                Selain di Indonesia terdapat berbagai macam nama untuk tumbuhan pare seperti di Jeman disebut margose, Spanyol disebut curdiamur, Filiphina (ampalaya), india (kerela), Cina (fukuwa), Jepang (kiuri), Inggris (bittegourd, balsmpear, bitter melon.)

2.1                          Taksonomi Pare
            Menurut klasifikasi tanaman  (sistematika) tumbuhan, pandan termasuk ke dalam :
Kerajaan      : Plantae
Divisi
          : Magnoliophyta
Kelas
           : Magnoliopsida
Ordo
           : Violales
Famili
         : Cucurbitaceae
Genus
          : Momordica
Spesies
        : Momordica charantia
2.2              Morfologi Pare
Termasuk tumbuhan semusim (annual) yang besifat menjalar atau merambat, dan berbau tidak enak. Batang berusuk lima panjang 5m yang berambut cukup rapat, tidak berkayu, mempunyai sulur-sulur pembelit yang berbentuk pilin.
Daun terbagi 5-9 dalam, bulat dengan pangkal daun bentuk jantung, garis tengah 4-17 cm, berbintik-bintik tembus cahaya, berbentuk menjari dengan permukaan atas berwarna hijau muda atau hijau kekuning-kuningan.
Bunga tumbuh dari ketiak daun yang berwarna kuning menyala, sebagian jantan dan sebagian betina. Betina dapat menjadi buah berlekuk menyirip, tangkai bunga 5-15 cm dekat pangkalnya dengan daun pelindung bentuk jantung hingga bentuk ginjal. Kelopak bentuk lonceng, dengan banyak tusuk atau tulang
membujur yang berakhir pada 2-3 sisik yang melengkung kebawah. Mahkota bentuk roda, taju bentuk memanjang hingga bulat telur terbalik, bertulang 1,5-2 berwarna oranye, semula bergandengan satu sama lainnya, kemudian lepas, ruang sari bentuk S. bunga betina mempunyai stamenodia 3 bentuk sisik, bakal    buah berparung panjang , berduri tempel halus dan berambut panjang , putik 3 berlekuk 2 dalam atau diantaranya utuh.
Buah berbentuk bulat panjang, permukaan buah berbentuk berbintil-bintil daging buahnya agak tebal, dan didalamnya terdapat sejumlah biji. Biji berbentuk bulat, berkulit agak tebal dan keras, serta permukaan tidak rata. Biji-biji ini dapat digunakan sebagai alat perbanyakan secara generatif. Rasa pahit pada tanaman pare, terutama pada daun dan buahnya, disebabkan oleh kandungan zat sejenis glukosida yang disebut momordisin dan carantin

2.3       Jenis –jenis Pare
Tanaman pare yang dibudidayakan dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:
1.             Pare hijau ( pare gengge atau pare kodok)
Pare hijau berukuran lebih kecil, berbentuk lonjong, dan permukaan kulitnya berbintil-bintil halus. Pare ini banyak sekali macamnya, diantaranya pare ayam, pare kodok, pare alas atau pare ginggae. Dari berbagai jenis tersebut paling banyak ditanam adalah pare ayam. Buah pare ayam mempunyai panjang 15-20 cm. Sedangkan pare ginggae buahnya kecil hanya sekitar 5 cm. Rasanya pahit dan daging buahnya tipis. Pare hijau ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-para tanaman Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf80X-2kafXi0yPCjq-daOEoKWLK1T5QJxpNsxpt__h_UL3J4SL8LuGIpBz0i2b0si2HQ4iGh3aKc6muUN6_sH20po1M947jfdqkWbjZMLozkDYwFiHYMuOKO8zp49Z6rlu08fMePTOA/s200/Pare1.jpg
Text Box: Kingdom     :  Plantae 
Kerajaan      : Plantae
Divisi          : Magnoliophyta
Kelas           : Magnoliopsida
Ordo           : Violales
Famili         : Cucurbitaceae
Genus          : Momordica
Spesies        : M. Charantia

pare hijau dapat tumbuh dengan baik
2. Pare putih ( pare gajih atau pare Bodas)
Pare putih buahnya besar, berbentuk bulat panjang, warnanya putih, dengan permukaan kulit buah yang berbintil-bintil besardan rasanya tidak terlalu pahit.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSyB7ZGO8CElo0GSzagoeX1KV4gwTZAu6ps264Uj1kd35gPPdVl7CY0_K_5A45eEUyWFPwxu-Pk0Sy7V6UMh08ux6OsiqcM20jD3YrXWmbk4AKfK9_kNMa4IHfE2aNbG4Bz1slYT0ydw/s320/pare.jpg





3. Pare ular ( pare belut)
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-ETAuzG12O7KsNn231lPb7DlsoV1V-UoVpsfatE3gffThlJ8uWnKMm0Es7w61Fs1YhZekt5wTFWtBe64SFeSEz5QO5zgqhCTRHIef56cF04r1Di9x9GdvnULWbvW9Lfd56n_eIgTTdA/s200/pare+ular.JPG
Text Box: , Kingdom  : Plantae
  Divisi        : Magnoliophyta 
  Kelas        : Magnoliopsida
  SubKelas  : Dilleniidae
  Ordo         : Violales
  Famili       : Cucurbitaceae 
  Genus       : Trichosanthes
  Spesies     : T. anguina L

Jenis Pare ini memang kurang popular, Bentuknya memanjang seperti belut panjangnya antara 30-110 cm dan berdiameter 4-8 cm. berbentuk bulat, berwarna hijau dengan belang-belang putih mirip kulit ular. Permukaan kulitnya halus, tidak ada bintil-bintilnya. Rasanya tidak pahit. Pare belut ini tidak termasuk Momordica sp, melainkan tergolong jenis Trichosanthus anguina L. Meskipun demikian orang lebih terbiasa memasukkan pare belut ini masuk kedalam jenis pare.

2.4       Manfaat Pare
Chevron: 7            Pare merupakan tanam yang rasa buahnya pahit. Namun walau demilian banyak manfaat dari tanaman ini seperti untuk bahan makanan dan juga digunakan sebagai obat. Manfaat pare untuk idjadikan obat sudah diteliti sejak dulu.
Tanaman pare mengandung fixed oil senyawa berupa protein insulin polypeptide P atau protein sayuran, glikosida       ( momordin dan charantin), alkaloid (momordivine), elsatrol, dydroxytryptamine, asam folat, vitamin ( A,B1,B12,C,E), mineral (zink, kalium, kalsium, magnesium, zat besi, fosfo, mangan, tembaga), panthotenic acid, lutein, likopen dan serat. Peptide yang sama dengan insulin dapat menurunkan kadaer gula dalam darah dan urin. Cara kerja protein yang menyerupai insulin dapat meurunkan kadar gliosa dlam darah tidak dengnan cara pengikatan keluarnya insulin oleh beta pancreas.   Zat aktif charantine lebih kuat mengurangu kadar gula dlam darah dari pada tolbutamide.
            Rasanya yang pahit dan sifatnya yang dingin dapat masuk ke meridian jantung, hatim dan paru – paru dan berkhasiat sebagai anti radang, buah pare yang belum masak berfungsi untuk mengurangu glukosa darah, peluruh dahak, memebersihkan darah dari racun, meningkatkn nafsu makan      ( stomakik), pereda deman, penyegaar badan, buah yang telah matang bermanfaat sebagau tonik pada lambung, anti kangker terutama leukemia, dan peluruh haid.
            Buah pare dimanfaatkan untuk pengobatan diabetes militus, batuk berdahak, radang tenggorokan, panas dalam, pingsan karena panas ( heat stroke), mata sakit dan merah, demam, malaria, infeksi acing gelang, tidak nafsu makan, disentri, rematik gout, batu saluran kencing nyeri disaat haid ( dismenore), mengobati psoriasis, jerawat dan sariawan.
Bila dibandingkan dengan brokoli, ternyata pare mengandung kadar betakaroten dua kali lipat lebih banyak, betakaroten sangat bagus untuk membasmi sel kanker, menghambat serangan jantung dan mengatasi infeksi karena virus. Kadar kalsium pare juga tergolong tinggi sehingga mampu menaikkan produksi sel-sel beta dalam pankreas untuk menghasilkan insulin. Bila insulin dalam tubuh mencukupi, maka kemungkinan kadar glukosa meningkat dapat dicegah sehingga kadar gula darah menjadi normal atau terkontrol.
Meskipun pare bergizi tinggi, namun sebaiknya jangan diberikan pada anak-anak dan wanita hamil. Karena anak-anak masih rentan terhadap pare, dikhawatirkan kadar gula anak akan anjlok. Sedangkan wanita hamil tidak dianjurkan untuk mengonsumsi pare karena buah ini mengandung senyawa yang dapat menggugurkan kandungan.



2.5       Syarat Tumbuh
- tipe tanah : semua jenis tanah pada dasarnya cocok untuk tanaman pare, namun yang paling cocok adalah tanah bertextur lempung, lempung pasir hingga lempung berliat masih cocok untuk tanaman ini asal mengandung bahan organic.
- pH tanah      :  5,5-6,5
- ketinggian   : 100 – 700 m dpl, pare yang berada di dataran tinggi akan tumbuh dengan ukuran kecil dan tidak normal.
- iklim              :  iklim yang cocok untuk tanam pare berkisar 18-24
 - Curah hujan : relative rendah (60-200mm/bulan) daerah yang benyak mendapat air hujan akan menggagalkan   pembungungaan dan pembuahan.
- Tempat         : harus ditempat yang terbuka agar       mendapat sinar matahari langsung



2.6 Kandungan gizi
Nilai nurtrisi per 100 g (3,5 oz)
No
senyawa
kadar
1
79 kJ (19 kcal)
2
Gula
4,32 g
1,95 g
 2,0 g
3

0,18 g
0,014 g
0,033 g
0,078 g

4
0,84 g

5
Air
93.95 g
6
equiv. 6 μg(1%)
7
0.051 mg (4%)
8
0.053 mg (4%)
9
0.280 mg (2%)
10
0.041 mg (3%)

11
Folate (Vit. B9)

51 μg (13%)

12
33.0 mg (55%)
13
0.14 mg (1%)
14
4.8 μg (5%)
15
9 mg (1%)
16
0.38 mg (3%)
17
16 mg (4%)
18
36 mg (5%)
19
319 mg (7%)

20
6 mg (0%)
21
0.77 mg (8%)













BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1       Bahan
            Alat dan bahan yang diperlukan untuk penaaman pare ini adalah:
*                 Alat
1.      polybag
2.      Skop
3.      Cangkul
4.      plastik
*                 Bahan
1.    Tanah
2.     Pupuk organic ( daun yang dibakar)
3.    biji pare
4.   daun pisang
5.   bambu

3.2       Metode
            Pare ditanam melalui biki yang telah dikeringkan. Dalam penelitian ini penanaman pare menggunakan beberapa media yaitu polybag yang ditutup plastic, ditanam langsung di tanah dan menggunakan daun pisang.
            Berbagai media yang digunaakn ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik. Cara penanamannya pun sama, pertama tanah dicampur dengan pupuk dari daun kering yang dibakar, lalu tanah tersebut dimasukan ke polybag dan daun pisang yang sebelumnya dibentuk seperti tabung namun bagian bawah dan atas tidak ditutup. Penggunaan plastic daun pisang bermaksud  untuk mengurangi kadar air yang masuk, kerena wilayah Bogor adalah wilayah yang tingkat curah hujannya sangat tinggi, sedangkat tanam pare tidak dapat berbuah iika kelebihan air.
            Pada percobaan menggunakan polybag yang ditutup plastic dimaksudkan agar tanaman tidak kemasukan air, air yang didapat oleh tanaman berasal dari uap hasil respirasi tanaman tersebut. Percobaan yang kedua dengan menggunakan daun pisang bermaksud agar air yang masuk tidak tertahan lama dalam daun karena bagian bawah daun tidak ditutup diharapkan air akan masuk ketanah dibawah tanah yang di jadikan media penanaman.
            Pada percobaan ketiga ditanam langsung ditanah dengan membuat gundukan tanah, hal ini bermaksud agar tanam pare yang menjalar akan mudah untuk menjalar.
            Setelah media disiapkan, diamkan terkebih dahulu selama satu malam, setelah itu media baru dapat ditanami dengan cara membuat lubang yang tidak terlalu dalam lalu masukan biji pare lalu tutup kembali lumbang tersebut.            Banbu digunakan untuk membuat para tempat ttumbuhan pare mnejalar, selain itu bamboo diguanakan untuk pembuatan pagar agar lahan penanaman terjaga karena pada penanaman awal pada bulan mei 2011 tanama pare yang telah tumbuh setinggi 28cm dimakan oleh ayam. Sehingga pada penanaman kedua dibuat pagar agar tidak terjadi lagi hal yang tidak diinginkan.








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Hasil Pengamatan
            Percobaan dilakukan pad tangga’ 30 April 2011 dan pada tanggal 24 Mei 2011 tanaman pare tumbuh 34cm namun terjadi hal yang tidak diinginkan, tanaman dimakan oleh ayam. Penanaman dilakukan kembali pada tanggal 25 Juni 2011.
A.    Media daun pisang
Tanggal
pengamatan
Hasil
pengamatan
25 Juni 2011
Penanaman dilakukan
30 Juni 2011
Belum tumbuh
2 Juli 2011
-    Tinggi tanaman  : 1,8 cm
-    Jumlah daun      : belim ada
4 juli 2011
-    Tingga tanaman : 3cm
-    Jumlah daun      : 2 sengan diameter 0,5 cm
6 Juli 2011

-    Tunggi tanaman : 7cm
-    Jumlah daun      : 3 buah
8 Juli 2011
Tumbuhan mati

B.     Media ditanam langsung di tanah
Tanggal
pengamatan
Hasil
pengamatan
25 Juni 2011
Penanaman dilakukan
30 Juni 2011
Belum tumbuh
3 Juli 2011
-    Tinggi tanaman : 2 cm
-    Jumlah daun     : belum ada
5        Juli 2011
-    Tinggi tanaman : 3,8 cm
- Jumlah daun      : 2 daun kecil
7 Juli 2011
-    Tinggi tanaman : 3 cm
-   Jumlah daun     : 2 buah
9 Juli 2011
-    Tinggi tanaman : 4,1 cm
-    Jumlah daun     : 2 buah
11 Juli 2011
-   Tinggi tanaman : 5,2cm
- Jumlah daun     : 4 buah
13 Juli 2011
-   Tinggi tanaman : 7,4cm
-   Jumlah daun     : 5 buah
15 Juli 2011
-   Tinggi tanaman : 9,2cm
-   Jumlah daun     : 6 buah
17 Juli 2011
-   Tinggi tanaman : 12 cm
-   Jumlah daun     : 7 buah

C. Media Polybag dengan penutup plastic
Tanggal
pengamatan
Hasil
 pengamatan
25 Juni 2011
Penanaman dilakukan
30 Juli 2011
- Tinggi tanaman  : 3cm
 -Jumlah daun : 1 belum   terbuka sempurna
2 Juli 2011
-Tinggi tanaman  : 5 cm
-Jumlah daun      : 2 buah
4 Juli 2011
-Tinggi tanaman  : 7 cm
-Jumlah daun      : 3 buah
6 Juli 2011
-Tinggi tanaman  : 9,2cm
-Jumlah daun      : 4 buah
8 Juli 2011
-Tinggi tanaman  : 12cm
-Jumlah daun      : 4 buah
10 Juli 2011
-Tinggi tanaman  : 15cm
-Jumlah daun      : 6 buah
12 Juli 2011
-Tinggi tanaman  : 19cm
-Jumlah daun      : 9 buah
14 Juli 2011
-Tinggi tanaman  : 23,8cm
-Jumlah daun      : 13 buah
16 Juli 2011
-Tinggi tanaman  : 27cm
-Jumlah daun      : 18 buah

4.2              Pembahasan
Tanaman pare yang ditanam adalah tanaman pare jenis pare hijau (Momordica charantia). Tanaan pare ini merupakan tanaman pare yang serimg dikonsumsi dan banyak berada dipasaran. Buahnya terasa pahit.
Tanamn pare ini mudah ditanama hanya perlu sedikit memperhatikan kadar air. Dari ketiga percobaan yang dilakukan dengan media yang berbeda didapatkkan hasil yang berbeda.  menggunakan polybeg dengan ditutup plastic merupakan media paling tepat karena dapat mengontrol kadar air, hal ini terbukti dengan biji yang mulai tumbuh pada hari ke-5 (minggu pertama) dibandingkan media daun pisang yang tumbuh pada hari ke-7 dan yang langsung ditanama di tanah tumbuh pada hari ke – 8.
Pada media pisang bukan masalah pengairannya yang membuat tanaman pare tidak tumbuh dengan baik tetapi karena cuaca yang hujan deras di malam hari dan panas di siang hari, hal ini menyebabkan daun pisang mengering sehingga tanaman pada minggu kedua sebelum dipindahkan ke polybag telah layu.
Tanaman pare yang ditutup dengan plastik selain tumbuh dengan cepat daunnya pun lebih mengkilat karena tidak terkena kotoran. Dari semua tanaman pare yang ditanam yaitu berjumlah 10 buah. Dan hampir semua tumbuh dengan baik dan tidak terjengkit hama walaupun pertumbuhannya agak lama pada minggu pertama.
Tanaman ini belum dapat dipanen karena belum berbuah, tanaman pare dapat berbuah pada bulan ke -2 atau ke-3, namun tanaman pare ini baru ditanam selama tiga minggu karena pananaman pertama tumbuhan pare dimakan oleh ayam seingga dimulai kembali penanaman pada tanggal 25 Juli 2011 samapai 16 Juli 2011.








BAB V
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
            Tanaman pare merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis, penyebaran tanaman ini sangat luas sehingga tanaman ini banyak dikenal orang.
            Dalam proses penanaman pare raltif mudah, hanya perlu memperhatikan proses pengairan. Media yang cocok adalah dengan menggunakan penutup berupa plastik yang dapat mengontrol intensitas air yang masuk.
            Tanaman pare walau pun rasanya pahit namun mengandung banyak gizi dan manfaat, selain untuk bahan makanana tetapi juga untuk obat – obatan.
5.2       Saran
            Penanaman pare agar lebih optimal dapat menggunakan metode ketiga yaitu dengan mengguanakan polybag yang ditutup dengan plastik agar pengairan tidak berlebihan karena dapat mengganggu pertumbuhan bunga dan buah.
            Banyak manfaat yang dapat diambil dari tanaman pare oleh karena itu sosialisasi tentang tumbuhan ini harus lebih intensif karena untuk jaman sekarang tanaman ini mulai ditinggalkan apalagi oleh para remaja yang pada umumnya lebih menyukai makanan luar negeri dan tidak suka karena rasanya yang pahit.



















LAMPIRAN – LAMPIRAN
Description: DSC01542
Description: DSC01541
 




Rounded Rectangle: Hari pertama , 25 Juni 2011
Tiga media
 


Description: DSC01580Description: DSC01581



Rounded Rectangle: Hari ke-7
2  Juli 2011

Rounded Rectangle: Hari ke-9
4  Juli 2011


Description: DSC01593Description: DSC01591           
           



Rounded Rectangle: Hari ke-13
8  Juli 2011
Description: DSC01597
Description: DSC01598 Description: DSC01605
Description: DSC01646,Description: DSC01649,Description: DSC01647,Description: DSC01652,Description: C:\Users\user\My Pictures\DSC01654 (1).JPG
Description: DSC01590 Description: DSC01583 Description: DSC01585
Description: DSC01589 Description: DSC01604
Description: DSC01607
Description: DSC01640 Rounded Rectangle: Hari ke-13
8  Juli 2011

Description: C:\Users\user\My Pictures\DSC01653 (1).JPG
Description: DSC01645
Rounded Rectangle: Hari ke-17
12  Juli 2011

Rounded Rectangle: Hari ke-19
14  Juli 2011
 













































Rounded Rectangle: Kebun kecil dan para tempat tanaman pare merambat
Description: DSC01612
Description: DSC01653
Description: DSC01654
Rounded Rectangle: Tanaman percobaan pertama yang dimakan ayam
Description: DSC01269
 












































                     DAFTAR PUSTAKA       
Dalimartha,dr.setia.2011.Khasiat Buah Dan Sayur.Jakarta :penebar swadaya
Subahan,dr.tati.2004.Khasiat Dan Manfaat Pare Si Pahit Pembasmi Penyakit.Jakarta:agromedia putsaka
Sunarjono,hendro.2011.Bertanam 30 Jenis Sayuran.Jakarta: penebar swdaya
Wahyudi.2011.Meningkatkan Hasil Panen Sayuran.Jakarta : agromedia pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/pare_belut