Kalajengking betina “malaikat maut”
bagi sang jantan
Oleh:
Siti Nurhayani
Siapa
yang tidak mengenal kalajengking? Hewan berbisa yang sering menimbulkan
ketakuatan bagi yang melihatnya. Hewan ini merupakan salah satu musuh bagi
manusia yang memiliki bisa mematikan, walaupun ada sebagian manusia yang bisa
mengkonsumsi hewan ini. Tapi tahukah anda bahwa kalajengking merupakan hewan
yang tidak hanya menakutkan bagi manusia? Tapi juga untuk pasangannya? Dan rela
memakan pasangannya sendiri?
Ekor yang selalu melengkung dan
mengandung racun
Kalajengking
atau
scorpion adalah salah satu hewan tenar
di kalangan manusia yang masih memiliki
kekrabatan dengan laba – laba, memiliki panjang mencapai 2,5cm sampai dengan
20cm. Merupakan hewan yang melimpah dan jauh dari kepunahan, karena terdapat
lebih dari 2000 spesies yang tersebar di seluruh dunia. Hewan ini memiliki delapan
mata namun tidak dapat melihat dengan sempurna, delapan kaki dan dua capit yang
berfungsi untuk menangkap dan mengoyak mangsa. Selain itu terdapat ekor yang
selalu melengkung, di ujung ekor terdapat alat penyengat yang berisi racun
mematiakan karena mengandung neurotaxin dan cytotaxin.
Hewan
yang termasuk kedalam hewan tak bertulang belakang ini memiliki kulit yang
keras dan bersekat, jadi walaupun tak punya tulang belakang hewan ini tidak
lembek, seperti klas gastropoda atau siput. Kulitnya ini mengandung flourescent
yang bisa membuat kulit berubah warna menjadi hitam apabila terpapar sinar
matahari, tentunya tanpa harus sengaja berjemur di pantai.
Hampir di seluruh penjuru dunia
Kalajengking
merupakan hewan yang penyebaranya sangat luas, karena terdapat hampir di seluruh
penjuru dunia.
Ke”eksisan”nya sebagai hewan beracun,
membuat semua orang mengenalnya. Kalajengking senang hidup di bawah batu mengalahkan udang yang juga
sering berada di balik batu, pada lubang – lubang di dalam tanah dan tempat –
tempat yang tidak begitu bersih. Pada siang hari biasanya bersembunyi dan aktif
pada malam hari atau nokturnal.
Di
negara lain biasanya kalajengkig hidup di gurun pasir seperti kalajengking
jenis Androctonus crassicauda atau Arabian Fat-tailed
scorpion yang hidup di daerah Timur Tengah, kalajengking jenis
ini meyukai tempat yang panas dan sering besembunyi di bawah pasir.
Selain
di tempat – tempat tersebut, ternyata kalajengking juga senang terhadap tempat
yang terbuat dari kain, seperti pakaian, celana dan lain – lain, oleh karena
itu pada saat kalajengking masuk ke dalam rumah tempat yang pertama kali
dicarinya adalah tumpukan baju atau bersembunyi di dalam sepatu.
Lebih dari 2000 spesies yang
menghuni bumi
Kalajengking memiliki
jumlah spesies yang sangat beragam,
terdapat lebih dari 2000 spesies yang menghuni bumi, karena hal ini
kalajengking berhak dianugrahi penghargaan sebagai hewan yang memiliki jumlah
spesies terbanyak di klas Arachnoidea. 40 hingga 50 spesies diantaranya
memiliki racun yang mematikan. Salah satunya kalajengking Leiurus Quinquestriatus, spesies ini
terdapat di Timur Tengah dan di Afrika, memiliki racun yang sangat mematikan,
karena racunya tersusun oleh berbagai macam racun neurotoxin. Racun ini
mengakibatkan rasa sakit tidak tertahankan,
kemudian demam, diikuti dengan koma, kejang-kejang, kelumpuhan dan di akhiri dengan kematian.
Androctonus
crassicauda merupakan saingan dari
kalajengking Leiurus Quinquestriatus, karena memiliki kualitas
racun yang sama – sama mematikan. Kalajengking Androctonus crassicauda menjadi tersangka utama
dari kematian beberapa orang setiap tahunnya. Beda lagi dengan kalajengking Parabuthus transvaalicus, karena jenis ini selain
memiliki racun yang mematikan juga memiliki kemampuan untuk menyemprotkan racun
seperti ular kobra hingga radius 1 m, apabila mengenai mata akan mengakibatkan
kebutaan.
Ritual perkawinan semalam suntuk
Pada
umumnya kalajemgking melakukan reproduksi dengan seksual namun ada juga
sebagian kecil spesies kalajengking yang partenogenesis atau pembuahan tanpa
sperma. Hal menarik dari proses reproduksi kalajengking adalah hewan ini
melakukannya dalam jangka waktu yang lama atau semalam suntuk. Dimulai dari
mencari lawan jenis lalu sang betina menemukan pasangannya dan mengidentifikasi
dengan feromon atau bau khas yang ditimbulkan lawan jenis dan getaran
komunikasi. Setelah pembuahan kalajengking jantang segera mungkin menghindar
agar tidak disantap oleh sang betina.
Kalajengking
tidak termasuk hewan bertelur, tapi bukan berarti juga melahirkan seperti
mamalia. Kalajengking termasuk ke dalam
hewan ovovivivar, dimana sel telur berkembang di dalam tubuh induk dan
mengambil makanan dari tubuh induknya. Setelah tiba saatnya untuk menetas,
telur akan menetas di dalam tubuh induk dan anak kalajengking keluar tanpa
telur seperti melahirkan. Biasanya seekor betina menghasilkan 12 ekor atau
lebih, mereka keluar satu persatu lalu naik ke punggung induk untuk bertahan
hidup. Selama anak kalajengking tersebut diam di punggung induknya pasokan makanan
diberikan oleh induknya, sayang ibu
memang sepanjang masa. Bahkan bagi hewan sekejam kalajengking.
Kanibalisme setelah perkawinan
Betina
memakan jantan? Itulah ritual yang terjadi pada kalajengking setelah melakukan
perkawinan. Hal ini mejadi perdebatan diantara para ilmuan. Sadis memang, namun
ritual ini memiliki manfaat dan makna
tersendiri. Ibaratnya, sang jantan merelakan hidupnya bagi sang betina dan
calon anak mereka karena bagi sebagian jenis hewan termasuk kalajengking,
jantan merupakan asupan nutrisi atau sumber makanan yang baik bagi betina,
hampir 63 % makanan kalajengking adalah jantan dari spesiesnya sendiri. Bisa diartikan
bahwa sang jantan memberikan nafkah
terakhir dipenghujung hidupnya.
Strategi
kalajengking betina dan jantan pada saat proses perkawinan berbeda, berakibat
pada waktu dan energi yang dibutuhkan, kalajengking betina melakukan perkawinan
secara agresif sehingga memerlukan energi yang banyak dibandingkan dengan
jantan, oleh sebab itu setelah melakukan perkawinan betina memerlukan asupan
nutrisi sebagai pengganti energi yang digunakan dalam proses perkawinan dan
betina pun siap menyantap sang pangeran. Cinta yang dibayar dengan nyawa. Selain
menguntungkan bagi sang betina ritual kanibalisme ini menguntungkan bagi calon
anak, karena nutrisi dari tubuh kalajengking jantan dapat menambah daya hidup
dari sel telur yang telah dibuahi.
Namun,
ada beberapa ilmuan yang beranggapan bahwa ritual kanibalisme ini merugikan
jantan karena dapat memutus kesempatan jantang untuk melakukan perkawinan lagi.
Hal ini terbukti pada beberapa spesies jantan yang melakukan perlawanan atau
menghindar dari ritual ini. contohnya ada beberapa jantan yang menyengat betinanya
pada saat mendeposit sperma, lalu kabur meninggalkan betina.
Begitu banyak hal unik yang terjadi
pada hewan disekitar kita, namun seberapa unik pun hal tersebut tidak layak
untuk diikuti, termasuk sikap kanibalisme, tapi bukan berarti juga segala sikap
hewan tidak bisa menjadi guru terbaik bagi manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar