“Lentera” Di Bawah Laut
Oleh
Siti Nurhayani
Hampir
setiap orang pernah melihat atau mendengar tentang ubur – ubur. Biota laut yang
memiliki tubuh transparan ini biasanya ada di dalam tayangan kartun anak – anak
atau bahkan ada yang pernah mengkonsumsi biota laut ini, karena di sebagian
negara Asia ubur – ubur di konsumsi dengan berbagai olahan. Tapi, tahukah anda
biota laut yang oleh sebagian orang dianggap menjijikan dan tidak memiliki mata
serta otak ini dapat memendarkan cahaya nan indah? Cahaya yang memiliki
berbagai manfaat? Bahkan bagi manusia?
Hampir
95% tubuhnya tersusun oleh air
Banyak
orang yang telah mengenal ubur- ubur dari orang tua, remaja bahkan anak – anak,
apalagi setelah ubur – ubur memiliki peran di film spongebob, salah satu film kartun anak – anak yang sedang naik
daun, hal ini menambah ketenaran bagi sang ubur – ubur. Setiap spesies ubur –
ubur memiliki ciri yang berbeda, namun
pada umumnya ubur-ubur memiliki tubuh
yang transparan dan seperti agar - agar karena hampir 95% tubuhnya tersusun
oleh air, oleh karena itu banyak orang yang menyebutnya jellyfish.
Pendaran
cahaya
ubur - ubur
|
ubur
– ubur termasuk hewan laut yang tidak memiliki sirip mau pun alat gerak
lainnya. Lalu bagai mana ubur – ubur dapat bergerak? Ubur - ubur bergerak
dengan cara menyemprotkan air keluar tubuhnya melalui bagian bawah, air
tersebut memberikan dorongan sehingga ubur - ubur dapat bergerak. Teori gerak
ini yang sekarang digunakan dalam pergerakan pesawat, ini membuktikan bahwa
ubur – ubur lebih pintar dan lebih canggih dari manusia karena lebih dulu
menemuka teori pendorong untuk bergerak.
Dapat
hidup di semua iklim
Ubur
– ubur merupakan salah satu biota laut
yang penyabarannya sangat luas karena dapat ditemukan di seluruh perairan laut di
dunia, hal ini yang membuat ubur – ubur menjadi salah satu biota laut yang jauh
dari kata punah dan dikenal oleh semua kalangan. Bisa diibaratkan ubur – ubur
merupakan hewan yang tergolong eksis.
Selain
eksis, ubur – ubur juga tergolong hewan
yang sangat kuat karena mampu hidup di
permukaan laut hingga dasar laut dengan kedalaman 1000 meter (3280 ft) serta mampu hidup hampir di semua iklim. Tentunya
tanpa bantuan matel atau jaket bagi ubur – ubur yang tinggal di kutub walaupun
hampir seluruh tubuhnya hanya tersusun oleh air
Pendaran
cahaya nan indah
Pendaran cahaya pada tubuh ubur – ubur bukan berasal dari PLN atau sumber listrik
lainnya tapi Pendaran cahaya tersebut berasal dari protein yang terkandung
dalam tubuhnya, protein tersebut mengandung fosfor yang dapat menyarap sinar
matahari. Jadi walaupun ubur – ubur terus berpendar tidak akan merugikan
negara. Pendaran cahaya ini bukan hanya untuk hiasan yang mempercantik tubuh
ubur – ubur saja, tetapi pendaran tersebut memiliki fungsi sebagai pertahanan
diri. Ubur – ubur menggunakan pendaran cahaya yang terdapat pada tubuhnya untuk
mengagetkan predator yang akan memangsnya, cahaya ini akan otomatis berpendar
pada saat ubur – ubur merasa terancam. Tapi bagi predator yang tidak mempan dengan pendaran cahaya dan tetap
memangsanya, ubur – ubur memiliki planning
B yang sudah disiapkan yaitu dengan cara memadamkan cahaya tubuhnya dan
melepaskan tentakel untuk mengelabui predator. Hal hebat yang dapat dilakukan
oleh hewan tanpa otak.
Namun, ada beberapa jenis ubur – ubur yang tidak memiliki
cahaya, seperti ubur – ubur kotak atau box jellyfish karena dalam tubuh ubur –
ubur ini tidak terdapat protein yang dapat menyerap cahaya matahari, walaupun
demikian ubur – ubur jenis ini tetap memiliki cara untuk menghindari predator
yaitu dengan mengeluarkan racun karena biasanya ubur – ubur yang tidak
bercahaya tubuhnya mengandung racun yang dapat mematikan, racun tersebut
mengandung toksin yang dapat menyerang jantung dan menimbulkan rasa sakit yang
luar biasa. Fakta ini biasanya digunakan oleh para nelayan di Jepang untuk memilih
ubur – ubur mana yang dapat dikonsumsi dan tidak mengandung racun.
Dari
pendeteksi kanker hingga pembuatan ikan hias
Pendaran
cahaya yang berasal dari tubuh ubur – ubur ini ternyata tidak hanya bermanfaat
bagi ubur – ubur saja, namun dapat bermanfaat bagi manusia. Pada tahun 1962 Prof. Osama
Shimomura seorang ahli biologi kelautan dan kimia organik meneliti pendaran
cahaya yang terdapat pada ubur – ubur ( Aequorea
sp), setelah dilakukan penelitian selama 30 tahun, prof. Osama Shimomura menyimpulkan
bahwa yang dapat berpendar dalam tubuh ubur – ubur tersebut berupa protein yang
diberi nama Green Fluorescent Protein (GFP) atau protein
berpendar hijau. Dengan bantuan fasilitas teknologi
DeoxyriboNucleic Acid (DNA), Protein tersebut dapat disuntikan pada tubuh
manusia untuk mendeteksi pergerakan sel dalam tubuh manusia sehingga para ahli
mampu meneliti proses yang terjadi dalam tubuh manusia, bahkan protein ini
dapat mendeteksi sel kanker yang bergerak dan sel tubuh lainnya yang
terinfeksi. Namun hingga saat ini peneliti belum berhasil menyuntikan pada
manusia.
Penilitian
ini terus berlanjut untuk mengembangakan fungsi dari greeen flourencent
protein. Prof. Osamu shimomura dibantu oleh kedua rekannya Martin Chalfie dan Roger Y. Tsien, berhasil menciptakan
berbagai warna dari EGP, penelitian pertama yang dilakukan oleh Martin yaitu
memberikan warna 6 sel Caenorhabditis elegans
dengan menggunakan GFP. Disusul oleh Roger Y. Tsien,
yang memberikan warna yang berbeda pada sel agar para ilmuan dapat meneliti
beberapa proses dalam tubuh secara bersamaan.
Dalam bidang bisnis, cahaya ubur–ubur
dapat dimanfaatkan untuk menciptakan hewan bercahaya, seperti ikan hias dengan
cara penyuntikan green fluorescent protein pada alat reproduksi ikan dan ikan
tersebut akan menghasilkan keturunan yang bercahaya.
Begitu banyak manfaat yang dapat di
peroleh dari biota laut yang biasa disepelekan ini. Karena pada dasarnya setiap
mahluk hidup memiliki peran yang dapat menguntungkan mahluk hidup lainya. Begitu indah
hidup kita apabila diisi dengan saling memberikan manfaat bagi orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar