Kamis, 22 April 2010

BAB I
PENDAHULUA
1.1 Latar Belakang
Risalah kerasulan adalah cerita tentang para rasul yang diutus Allah untuk menyempaikan wahyu dan ajaran – ajaran yang tertulis dalam kitab – kitab yang telah Allah SWT turunkan kepada para rasul.
Jumlah nabi dan rasul ada banyak, sesuai denagn firman Allah SWT

uqèdur ü“Ï%©!$# r't±Sr& â/ä3s9 yìôJ¡¡9$# t»Áö/F{$#ur noy‰Ï«øùF{$#ur 4 Wx‹Î=s% $¨B tbrãä3ô±n@ ÇÐÑÈ
“ Dan dialah yang Telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. amat sedikitlah kamu bersyukur” ( Q.S Al-mu’minuun: 78)
Jumlah rasul yang wajib diketahui ada 25 ( dua puluh lima), memparcayai adanya rasu l – rasul Allah SWT., termasuk rukun Iman yang ke empat. Jadi, sebagai seorang muslim sangatlah penting mengetahui apa itu risalah rasul, tugas dan fungsi Rasul serta mengapa Allah SWT. Mengutus para rasul ntuk manusia karena itu semua dapat mengukur seberapa besar keimanan kita.
Setiap mukmin menerima keberadaan Allah dan percaya adanya aturan yang sempurna dan indah di alam raya. Matahari mempunyai takdir untuk menyinari seluruh alam, sehingga kemungkinana akal manusia memerlukan penerangan berupa petunjuk. Banyak perkarayang sulit dipahami oleh pikiran manusia. Maka para rasul sebagai utusan Allah bertugas memberikan tuntunan.
Setiap muslim wajib menaati para Rasul, tidak hanya Nabi Muhammad saja tetapi semua rasul – rasul Allah SWT., karena tugas rasul sama yaitu mengajak kepada kebenaran yaitu mengesakan Allah SWT.

1.2 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis angkat, yaitu
1.Apakah pengertian risalah kerasulan?
2. Apa sajakah tanda – tanda kerasulan?
3. Apakah tujuan kebngkitan para rasul?
4. Apa sajakah fungsi dan peranan para rasul

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah.
1. Mengetahui pengrtian rsalah kerasulan
2. Mengetahui tanda – tanda kerasulan
3. Mengetahui tujuan kebangkitan para rasul
4. Mengetahui fungsi dan peranan para rasul.

























BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN RISALAH KERASULAN

Kata ar-risalah dalam bahasa arab bermakna penyerahan dengan perintah tertentu. Atau menurut kamus besar bahasa indonesia artinya karangan ringkas mengenai suatu masalah atau ilmu pengetahuan atau suatu penyerahan yang berupa surat, cerita atau edaran. Sedangkan orang yang mengikuti berita yang diperintahkan kepadanya atau menjalankan apa yang diperintahkan pengutusnya disebut sebagai rasul.
Kata ar-rasul berarti pembawa risalah atau secara bahasa berarti orang yang mengikuti berita – berita dari yang mengutusnya. Ada pun menurut istilah adalah seorang lelaki yang diberi berita oleh Allah SWT. Dengan syariat dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada kaumnya. Adapun menurut kamus besar bahasa indonesia rasul adalah orang yang menerima wahyu Tuhan untuk menyampaikannya kepada manusia.
Dan kata an-nabi, bila diderivasi dari kata naba'a, berarti pembawa berita penting. Atau al – mikbir ( pemberi berita) yang diambil dari ata al-naba’ (berita). Jadi nabi adalah pembawa berita dari Allah SWT. Dan ada juga yang berpendapat kata nabi diambil dari kata al-nabwah yakni sesuatu yang menonjol dari bumi, karna itu para nabi adalah makhluk yang paling mulia. Sedangkan menurut istilah nabi adalah seorang laki – laki yang diutud Allah untuk diberikan wahyu.


“Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,” ( Q.S AN-nahl : 43)

“Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka Tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka Tidakkah kamu memikirkannya?” ( Q.S yusuf :109)

1.2 TANDA – TANDA KERASULAN

Setiap rasul yang diutus oleh Allah Ta’ala untuk menyampaikan agama-Nya kepada seluruh umat manusia dan mengajarkan syariat tentu ditunjang dengan ayat-ayat (tanda-tanda) yang membuktikan bahwa ia benar utusan yang diangkat oleh-Nya, juga bahwa ia mempunyai hubungan yang erat dengan alam yang tertinggi untuk memperoleh serta menerima ajaran-ajaran dari situ. Tanda-tanda yang digunakan sebagai penunjang kebenaran kerasulan yang diberikan oleh Allah Taala sudah tentu harus melebihi sesuatu yang dapat dilaksanakan oleh manusia biasa dan di keluar batas kekuasaan, ilmu pengetahuan serta pengalaman mereka. Selain itu harus pula menyalahi atau tidak menyamai keadaan-keadaan yang lazim berlaku atas benda biasa, harus pula merupakan luar biasa dari yang lazim dimaklumi sehari-hari atau ketentuan-ketentuan alam yang biasa berlaku. Oleh sebab itu para ulama memberikan nama tanda-tanda yang dimiliki oleh rasul dengan nama mukjizat karena kenyataannya memang dapat melemahkan atau mengalahkan akal pikiran manusia untuk memberikan penafsirannya, sebagaimana juga kekuasaan manusia tidak mungkin dapat melakukan yang setingkat dengan tanda-tanda tersebut.
Para ulama memberikan definisi tentang mukjizat dengan ketentuan bahwa yang dimaksud dengan mukjizat ialah sesuatu perkara yang luar biasa (di luar kebiasaan yang berlaku) yang dibuat oleh Allah Taala atas tindakan nabi-Nya yang Dia utus guna menegakkan bukti yang jelas untuk menunjukkan kebenaran nubuwat rasul yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dengan melihat kepentingan-kepentingan di atas, maka adanya mukjizat adalah suatu hal yang mutlak, menampakkannya adalah merupakan kewajiban, supaya dengan demikian dapat sempurna tujuan untuk menyampaikan risalah dan dengannya didirikan hujah Tuhan atas seluruh manusia.
“ Dan tidak ada suatu ayatpun dari ayat-ayat ( mukjizat) Tuhan sampai kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakannya).” ( Q.S

Tanda-tanda yang merupakan mukjizat adalah hal-hal yang mungkin, akal pikiran manusia juga tidak dapat menolaknya, ilmu pengetahuan pun tidak mengingkarinya dan bahkan kejadian itu dapat mengokohkan kemungkinan terjadinya. Maka orang-orang yang mengaku menjadi rasul Tuhan kemudian menantang umat dengan menunjukkan hal-hal yang luar biasa. Orang-orang pun menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri dan selanjutnya beribu-ribu dan malahan berjuta-juta manusia sepanjang berabad-abad lamanya dan sebanyak generasi yang berganti-ganti beriman karena adanya mukjizat tadi. Ilmu pengetahuan yang modern pun menetapkan bahwa peraturan-peraturan alam mungkin sekali menyalahinya sehingga menimbulkan suatu pembekasan-pembekasan yang berbeda pula yang merupakan peraturan-peraturan alam lain yang sifatnya lebih tinggi dan lebih baik. Ini diakui oleh ilmu pengetahuan, sebagaimana juga diakui bahwa mukjizat-mukjizat para nabi yang sudah berjalan semuanya benar dan sahih.
Kaum mukminin yang beriman kepada Allah tentu tidak sangsi lagi mempercayai sesuatu yang diterangkan dengan dalil yang memastikan yang kiranya tidak perlu diragukan lagi, sebab mereka tentu mengetahui bahwa Allah swt. tidak mungkin terikat dengan ketentuan-ketentuan yang Dia buat sendiri. Ketetapan dalil itu saja sudah cukup untuk menenangkan hati mereka. Misalnya saja dalam hal panasnya api, kaum mukminin mengetahui dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah Taala yang Maha Kuasa membuat api bersifat panas dan dapat membakar, tentu Maha Kuasa pula menarik sifat yang telah diberikannya tadi yakni panas dan membakarnya itu, sehingga menjadi dingin seperti bukan api saja, sebagaimana yang berlaku atas diri Nabi Ibrahim a.s. ketika dimasukkan dalam api. Beliau sama sekali tidak merasa panas dan tidak pula terbakar tubuhnya.

68. Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak".
69. Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", (Q.S Al-anbiya ;68-69)
Ada pun kisah Siti Maryam yang suci dan masih perawan, tanpa persentuhan atau percampuran yang biasa menurut kelaziman alam atau buatan makhluk. Tetapi dapat mengandug dan melahirkan Nabi Isa as.

20. Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan Aku bukan (pula) seorang pezina!"
21. Jibril berkata: "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan". (Q.S Maryam :20-21)
Kaum mukminin yang sudah teguh kepercayaannya bahwa Allah Taala Yang Maha Kuasa memberikan kepada wanita yang banyak anak kesuburan rahim yang sudah merupakan kebiasaan, tentu Maha Kuasa pula memberikan itu kepada wanita yang disebut mandul. Hal yang sedemikian ini adalah sebagaimana yang dilakukan oleh-Nya terhadap ibu Nabi Yahya bin Zakaria a.s.
38. Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah Aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".
39. Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".
40. Zakariya berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana Aku bisa mendapat anak sedang Aku Telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?". berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya". (Q.S Ali Imran : 38-40)
Dan masih banyak mukjizat yang Allah berikan kepada Rasul – rasul Allah SWT. Yang merupakan tanda – tanda diangkatnya hamba Allah sebagai seorang Rasul.

Mukjizat Rasul dan Perbedaannya Dengan Yang Lain
Tentu tidak dapat dianggap sama antara mukjizat-mukjizat para rasul serta tanda-tanda yang dimiliki oleh para nabi dengan hal-hal yang terjadi di tangan orang yang selain rasul dan nabi itu, sekalipun tampaknya sama-sama merupakan peristiwa yang luar biasa.
Mukjizat selalu diikuti dengan adanya tantangan dan hanya terdapat pada orang-orang yang dikenal ketakwaannya dan saleh di samping orang yang benar-benar sudah dapat mencapai puncak tertinggi dari kemuliaan akhlak dan ketaatan yang kiranya tidak mungkin dijangkau oleh manusia mana pun juga. Selain itu kedatangan mukjizat tersebut tidak bisa dipelajari oleh siapa pun. Mukjizat hanya semata-mata pertolongan yang dikaruniakan oleh Allah swt. kepada para rasul dan nabi yang diutus. Jadi mereka mendapatkannya tanpa usaha apa pun, sebab sebagaimana yang telah diuraikan di atas mukjizat sama sekali di luar kekuasaan mereka untuk menimbulkannya. Yang dapat membuatnya hanyalah Allah Taala sendiri. Jadi adanya mukjizat adalah sebagai tanda kekuasaan Allah dan pertanda keesaan-Nya..
Mukjizat hanya diberikan kepada nabi-nabi untuk menantang orang-orang yang mendustakan dan mengingkari kebenaran-Nya. Menantang maksudnya ajakan kepada lawan untuk melakukan sebagaimana yang dia lakukan. Jika tidak dapat, jelas bahwa kerasulan serta kenabiannya adalah benar. Adapun hal-hal yang dianggap luar biasa yang terjadi pada orang biasa yakni selain rasul dan nabi, maka hal itu adalah sebagaimana yang diuraikan oleh Syekh Rasyid Rida, “Memang ada keterangan-keterangan yang dikutip dengan mutawatir dari berbagai bangsa di segala masa, mengenai jenisnya dan bukan warna-warninya, tetapi semuanya bukanlah kenyataan yang merupakan hakikat. Di antara hal-hal yang dianggap luar biasa ada yang mempunyai sebab-sebab yang sebenarnya tidak diketahui oleh orang banyak, ada pula yang dapat dilakukan sebagai perbuatan dan kecepatan yang pasti dapat diketahui dengan jalan berusaha dan belajar yang khusus secara tekun, ada pula yang merupakan keistimewaan bagi orang-orang yang memiliki kekuatan jiwa untuk tujuan-tujuan tertentu atau untuk mempengaruhi orang-orang yang lemah iradahnya. Dalam kedua bentuk itu dapat dimasukkan pula perihal mukasyafah (mengetahui sesuatu sebelum terjadinya) dalam sebagian perkara, atau pun menghipnotis, menyembuhkan orang sakit, terutama orang-orang yang terkena sakit saraf yang di dalamnya dapat mengesan suatu kepercayaan atau persangkaan.”


“ Berkata Musa: "Silahkan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka.” ( Q.S Thaahaa:66)
1.3 TUJUAN KEBANGKITAN PARA RASUL
Allah SWT. Mengutus para rasul tentu tidak dengan tanpa maksud. Yang paling sederhana, adanya para rasul yang diutus kepada masing – masing umat itu mempunyai banyak fungsi bagi manusia diantaranya adalah :
1. Mentauhidkan Allah SWT. Sebagai Tuhan bagi seluruh makhluk yang ada di atas bumi ini. Sehingga berhala – berhala yang menjadi penyebab durhakanya hamba kepada Allah SWT.
“ Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku". (Q.S Al-Anbiya:25)
Dalam ayat lain:

36. Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang Telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Q.S An-Nahl :36)

Thaghut dalam ayat diatas sering ditafsirkan dengan setan san berhala. Dalam konteks sekarang, berhala itu tidak hanya diwujud dalam bentuk patung yang disembah saja. Justru maknanya semakin meluas, mengingat dalam trend masyarakat sekarang ini tidak hanya menyembah selain Allah, namun ada juga mendewa – dewakan harta benda sehingga mereka menempuh segala cara untuk mendapatkannya. Maka harta dapat diartikan sebagai “berhala”. Dalam ayat ini pun disebutkan bahwa rasul diutus untuk tiap – tiap umat seperti firman Allah:

“ Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” ( Q.S Ibrahim : 4)
2. Memberikan kabar baik ( basyir) dan ancaman (indzar) kepada masing – masing umatnya :

“ Sesungguhnya kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. dan tidak ada suatu umat pun melainkan Telah ada padanya seorang pemberi peringatan.”(Q.S Fathir:24)

3. Menterjemahkan pesan – pesan ajaran Allah SWT., sehingga ajaran tersebut dapat menjadi rahmat bagi sekalian alam, sebagai mana firmannya:

“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” ( Q.S Al-Anbiya: 107)

“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” ( Q.s Al-Maidah: 67)
4. Menyempurnakan Akhlak manusia
“ Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” ( Q.S Al-Ahzab: 21)

5. Untuk ditaati para umatnya


“Dan kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” ( Q.S An-Nisaa : 64)


1.4 PERANAN DAN FUNGSI RASUL

Risalatud Dakwah (menyampaikan dakwah) dan untuk menyampaikan wahyu, sebagai hasil dari penyebaran wahyu ini adalah terbentuknya agama Allah. Oleh kerana itu tugas utama menyampaikan dakwah ini juga perlu diiringi dengan menegakkan agama Allah

“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Q.S Al-Maidah : 67)



“ Dia Telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).”(Q.S Asy Syura: 13)

Membimbing manusia agar memiliki akhlak yang baik
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
(Q.S Al-Ahzab : 21)

Menyampaikan amanah dan pengajaran dari Allah SWT.
Dalam beberapa ayat Al-Qur’an ditegaskan bahwa para Rasul Allah hanya ditugaskan untuk menyampaikan apa-apa yang telah Allah SWT. Wahyukan kepada mereka dan dan hanya Allah lah yang berhak memberi pahala dan hukuman bagi umat setiap rasul.

“ Dan jika kami perlihatkan kepadamu sebahagian (siksa) yang kami ancamkan kepada mereka atau kami wafatkan kamu (hal itu tidak penting bagimu) Karena Sesungguhnya tugasmu Hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka.” ( Q.S Ar – raad : 40)


“Dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya". Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; Maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang –terangan” (Q.S An nahl: 35)

“Jika mereka tetap berpaling, Maka Sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (Q.S An Nahl: 82)


“Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang". ( Q.S An nuur: 54 )


“Jika mereka berpaling Maka kami tidak mengutus kamu sebagai Pengawas bagi mereka. kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari kami dia bergembira ria Karena rahmat itu. dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) Karena Sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat)”. ( Q.S Asy Syuura: 48)

Memberikan Kabar gembira dan peringatan
Dari amanah – amanah Allah yang rasul sampaikan tentang pengajaran kepada umatnya tidak sedikit umat para rasul yang menerima dan menolak pengajaran tersebut. Oleh karena itu Allah pun memerintahkan kepada para rasul untuk memberikan kabar gembira bagi mereka yang beriman dan memberikan peringatan kepada meraka yang kafir dan mendustakan.


“Sesungguhnya kamu Hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan[1264] dan yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.” ( Q.S Yasiin : 11)

“ Dan tidaklah kami mengutus para Rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan[474], Maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” ( Q.S Al- An’am : 48)

“Katakanlah: "Hai manusia, Sesungguhnya Aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada kamu". ( Al – Hajj: 49)


“ Dan Andaikata kami menghendaki benar-benarlah kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul).” ( Q.S Al – Furqan : 51 )


“ Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.” ( Q.S Saba’ : 28).

Tugas – tugas Rasul ini tidak lain untuk menyempurnakan akhlak dan pengajaran bagi seluruh umat agar para umat manusia dapat selamat dunia dan akhirat.













BAB III
KESIMPULAN


Risalah adalah menyampaikan atau menceritakan, dalam kerasulan risalah berarti menyampaikan amanah dari Allah SWT kepada umat, dan orang yang diutus untuk menyampaikan risalah disebut rasul.
Allah mengutus para rasul bukan tanpa sebab tapi rasul sebagai khalifah dimuka bumi ini mempunyai tugas atau peran. Yaitu untuk mengajak manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
























DAFTAR PUSTAKA

Hadhiri, choiruddin.1993. Klasifikasi Kandungan Al- Qur’an.. Jakarta: Gema Insani Press

Hadiri, Choiruddin.2005. Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an jilid 2. Jakarta: Gema Insani Press

Tim, penyusun. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka

Masykhur, anis. 2005.Akidah Akhlak untuk Kelas 2 Madrasah Aliyah. Jakarta : listafariska putra

Hasan, muflihun. Kisah 25 Nabi danRasul. Surakarta: CV. Ita

Tahmid,Lc, anur rafiq shaleh.1999. Sirah Nabawiyah. Jakarta : Rabbani Press

http://materi-tarbiyah.blogspot.com

http://www.Al-islam.com

http://al-shia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar